Thursday, February 1, 2018

Semangat Organisasi : Pantang Menyerah dan Rela Berkorban

Semangat Organisasi : Pantang Menyerah dan Rela Berkorban

      Fenomena baru pada abad XX banyak diwarnai dengan munculnya berbagai organisasi kepemudaan. Timbulnya pergerakan pemuda jelas menunjukkan adanya kaderisasi kepemimpinan yang seawaktu-waktu dibutuhkan sehingga tidak terjadi kekosongan pimpinan dan organisasi dapat berjalan terus. Perkumpulan pemuda mengikuti jejak organisasi politik yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pemuda dengan semangatnya yang tinggi tidak ragu lagi dalam memperjuangkan nasib bangsanya dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Menurut Onghokham gerakan-gerakan pemuda pada abad XX di Indonesia tidaklah unik, sebab hal itu juga terjadi di negara-negara Asia lainnyaa seperti India dengan May Fourth (Gerakan 4 Mei), India, Burma ,Jepang dan sebagainya. Ia menilai bahwa negara-negara Asia itu juga memiliki kesamaan sifat agraris tradisional menempatkan golongan tua pada puncak hierarki. Munculnya gerakan-gerakan pemuda itu juga sama-sama mengalami struktur perubahan yang sama.

       Meskipun menurut argumen Onghokham, gerakan-gerakan pemuda pada abad XX di Indonesia tidaklah unik. Perlu kita ketahui mungkin yang dikatakan unik itu yang memiliki kekhasan Indonesia. Nah, disini jika kita lihat gerakan-gerakan pemuda Indonesia itu berkembang dengan pesatnya yang kemudian muncullah suatu kesepakatan nasional dalam bentuk sumpah bersama untuk nusa bangsa, tanah air, dan bahasa yang sama yaitu Indonesia. Mungkin inilah fenomena gerakan-gerakan pemuda Indonesia pada abad XX yang tidak terjadi di negara manapun. Pergerakan pemuda yang pertama didirikan ialah Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Akan tetapi pada kongresnya yang pertama yaitu pada 5 Oktober 1908 di Yogyakarta, perkumpulan tersebut bukan lagi perkumpulan pemuda melainkan perkumpulan kaum tua. Semangat kongres bukan semangat pemuda dan yang memegang pimpinan semua kaum tua. Lama kelamaan golongan pemuda merasa tidak puas terhadap Boedi Oetomo yang condong menjadi perkumpulan kaum tua. Makin disadari bahwa pemuda harus mempunyai perkumpulan sendiri, di mana pemuda dapat dididik secara pemuda untuk memenuhi kewajibannya kelak dikemudian hari.

       Kemerdekaan ini tidaklah didapat dengan mudah, tidaklah didapat dengan sendirinya melainkan karena kesatuan rasa bersatu yang terhimpun dalam organisai yang menggerakkan tujuan itu semakin dekat untuk dicapai. Dan bukanlah perihal yang mudah berjuang dalam organisasi yang ikhwalnya pada masa oraganisasi kita berdiri tersebut mendapat pertentengan dari pemerintah kita. Tetapi tidak ada yang tidak mungkin selagi kita bersama, berusaha dan berjuang untuk tujuan mulia, hingga apapun usaha kita tetap akan berbuah, jika tidak dipetik dimasa kita mungkin dimasa setelah kita.

     Semangat pantang menyerah dan rela berkorban yang dilakukan para pemuda demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Kesadaran politik yang muncul dalam semangat perjuangan mereka, telah menjauhkan pikiran, sikap dan tindakan mereka dari kepentingan-kepentingan yang bersifat kepentingan golongan, kelompok apalagi individu.

No comments:

Post a Comment

35 Nama Provinsi dan Ibukota di Indonesia

35 Nama Provinsi dan Ibukota di Indonesia A. Pulau Sumatra 1. Nanggroe Aceh Darussalam / NAD (Daerah Istimewa) Ibu Kota Banda Aceh 2...