Paradok dari Perasaan Kedekatan
Anggota tim dengan tingkatan rendah pada jarak fisik atau bisa disebut berada pada posisi fisik yang dekat tidak harus merasakan jauh pada masing masing anggota dalam kelompok. Begitu juga dengan sebaliknya, bahwa rekan kerja di mana yang secara fisik yang berada pada kedekatan tidak selalu mendorong kearah kedekatan. (Cohen dan Bailey 1997). Kedekatan fisik serta perasaan kedekatan masih diperjuangkan dengan pengembangannya, seperti dalam kaitannya terdapat pula faktor-faktor pada dunia pikiran yang berbeda seperti pada faultlines ( Lau dan Murnighan 1998), fungsi (Tukang Parkir 1994) dan sub-sub kelompok (Gibson dan Vermeulen 2003).
Ada suatu situasi ketika fisik dengan rasa kedekatan dapat disejajarkan :
- Paradok Close-But-Far. Yaitu mereka yang secara fisik dekat tetapi merasakan kejauhan antara keduanya. Wilson 2001 dalam studi cross-functional memberikan suatu contoh di mana suatu grup kerja itu menerapkan model ini, di sini adalah dalam regu perbankan. Dalam kelompok perbankan masing masing anggota melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing masing anggota tanpa memperdulikan ataupun memperhatikan kebutuhan atau kepentingan dari anggota yang lainnya. Di dalam kelompok kerja pada perbankan, mereka dituntut untuk berfikir sendiri sesuai tanggung jawab dan tugas mereka tanpa terikat oleh teman-teman atau rekan kerja satu tim mereka. Mereka jarang ditugaskan untuk terjun langsung menghubungi rekan kerja atau bahkan pelanggan mereka. Contoh ini selalu terdapat pada sebuah regu kerja di mana terdapat tuntutan yang ketat, aktivitas fisik yang padat serta otoritas kuat yang mengatur.jalannya aktivitas perusahaan. Dapat disimpulkan pula bahwa kedekatan secara fisik tidak dapat menjamin secara otomatis meningkatkan kedekatan hubungan antar personal.
- Paradok Far-But-Close. Pendekatan ini berarti di mana berada pada posisi fisik yang jauh tetapi merasa dekat satu sama lain. Hal ini bertentang dengan situasi pada kwadran 2, dapat dilihat pada proyek pengembangan software di mana anggota yang secara geografis berada jauh atau dipisahkan satu sama lain tetapi seolah-olah mereka berada pada suatu keadaan yang dekat dan merasakan kedekatan satu sama lainnya. Walaupun kehadiran akan kebutuhan komunikasi/ interaksi face to face sangat dibutuhkan di dalam kerjasama untuk menciptakan suatu hasil yang dirasa sangat baik, tetapi dapat dibuktikan dengan adanya pengembangan perangkat lunak seperti berkembangnya teknologi linux yang sangat sukses membuat ungkapan ini bergeser. Komunikasi serta interaksi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan memanfaatkan teknologi tersebut sehingga komunikasi yang diciptakan lebih kuat dibandingkan harus melakukan komunikasi yang menurutnya sangat penting bagi hubungan kedekatan interpersonal yaitu face to face. Kuatnya komunikasi dengan menggunakan perangkat lunak ini dikarenakan karena dengan menggunakan perangkat lunak ini dapat diperoleh suatu identitas yang bisa disebut dengan cuma-cuma. Jadi dapat disimpulkan dalam suatu kerjasama teknologi komunikasi adalah suatu faktor pendukung yang penting untuk kelancaran dalam proses tersebut.
No comments:
Post a Comment