Wednesday, January 31, 2018

Kepribadian

Kepribadian

     Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

       Disamping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.

    Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
 

Ciri - ciri Kepribadian

Ciri - ciri Kepribadian

       
       Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

        Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, di antaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :


  • Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
  • Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
  • Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
  • Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
  • Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
  • Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Kepribadian Yang Sehat

Kepribadian Yang Sehat 

  • Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
  • Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
  • Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
  • Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
  • Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
  • Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
  • Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
  • Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
  • Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
  • Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
  • Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).

Kepribadian Yang Tidak Sehat

Kepribadian Yang Tidak Sehat


  • Mudah marah (tersinggung)
  • Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  • Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
  • Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
  • Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
  • Kebiasaan berbohong
  • Hiperaktif
  • Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
  • Senang mengkritik/mencemooh orang lain
  • Sulit tidur
  • Kurang memiliki rasa tanggung jawab
  • Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organisasi)
  • Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
  • Pesimis dalam menghadapi kehidupan
  • Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Faktor - faktor Penentu Kepribadian

Faktor - faktor Penentu Kepribadian

• Faktor keturunan
• Faktor lingkungan

Kepribadian Proaktif

       Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif dalam lingkungan tanpa memperdulikan batasan atau halangan.

Monday, January 29, 2018

Empat Kepribadian Yang Terdapat Dalam Diri Manusia

Empat Kepribadian Yang Terdapat Dalam Diri Manusia

Empat kepribadian yang terdapat dalam diri manusia antara lain :

• Sanguin ? dijuluki si "Populer" karena pandai persuasif dan ingin terkenal.
• Koleris ? dijuluki si "Kuat" karena sering dominan dan kompetitif.
• Melankolis ? dijuluki si "Sempurna" karena perfeksionis dan serba teratur.
• Plegmatis ? dijuluki si "Cinta Damai" karena kesetiaannya dan menghindari 
  konflik.

1. Sanguin

Kekuatan 
• Suka bicara.
• Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif.
• Antusias dan ekspresif.
• Ceria dan penuh rasa ingin tahu.
• Hidup di masa sekarang.
• Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan).
• Berhati tulus dan kekanak-kanakan.
• Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara).
• Umumnya hebat di permukaan.
• Mudah berteman dan menyukai orang lain.
• Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian.
• Menyenangkan dan dicemburui orang lain.
• Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam).
• Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang 
  membosankan.
• Menyukai hal-hal yang spontan.

Kelemahan 
• Suara dan tertawa yang keras (bahkan terlalu keras).
• Membesar-besarkan suatu hal / kejadian.
• Susah untuk diam.
• Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka 
  ikutan Gank).
• Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele.
• RKP (Rentang Konsentrasi Pendek) alias pelupa.
• Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja 
  antusias).
• Mudah berubah-ubah.
• Susah datang tepat waktu jam kantor.
• Prioritas kegiatan kacau.
• Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan 
  tuntas.
• Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah 
  masalahnya.
• Egoistis alias suka mementingkan diri sendiri.
• Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama.
• Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".

2. Koleris

Kekuatan 
• Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif.
• Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.
• Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target.
• Bebas dan mandiri.
• Berani menghadapi tantangan dan masalah.
• "Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari
   ini".
• Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat.
• Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas.
• Membuat dan menentukan tujuan.
• Terdorong oleh tantangan dan tantangan.
• Tidak begitu perlu teman.
• Mau memimpin dan mengorganisasi.
• Biasanya benar dan punya visi ke depan.
• Unggul dalam keadaan darurat.

Kelemahan 
• Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis).
• Senang memerintah.
• Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai.
• Menyukai kontroversi dan pertengkaran.
• Terlalu kaku dan kuat/ keras.
• Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik.
• Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci.
• Sering membuat keputusan tergesa-gesa.
• Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain.
• Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan.
• Workaholics (cinta mati dengan pekerjaan).
• Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf.
• Mungkin selalu benar tetapi tidak populer.

3. Melankolis
 
Kekuatan 

• Analitis, mendalam, dan penuh pikiran.
• Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal.
• Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis).
• Sensitif.
• Mau mengorbankan diri dan idealis.
• Standar tinggi dan perfeksionis.
• Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi).
• Hemat.
• Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu 
  kreatif).
• Kalau sudah mulai, dituntaskan.
• Berteman dengan hati-hati.
• Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
• Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi.
• Sangat memperhatikan orang lain.

Kelemahan • Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan).
• Mengingat yang negatif & pendendam.
• Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah.
• Lebih menekankan pada cara dari pada tercapainya tujuan.
• Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah.
• Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan.
• Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan.
• Hidup berdasarkan definisi.
• Sulit bersosialisasi (cenderung pilih-pilih).
• Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya.
• Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang).
• Rasa curiga yang besar (skeptis terhadap pujian).
• Memerlukan persetujuan.

4. Plegmatis

Kekuatan 

• Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh.
• Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik.
• Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.
• Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi).
• Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi.
• Penengah masalah yg baik.
• Cenderung berusaha menemukan cara termudah.
• Baik di bawah tekanan.
• Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan.
• Rasa humor yg tajam.
• Senang melihat dan mengawasi.
• Berbelaskasihan dan peduli.
• Mudah diajak rukun dan damai.

Kelemahan 
• Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru.
• Takut dan khawatir.
• Menghindari konflik dan tanggung jawab.
• Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar).
• Terlalu pemalu dan pendiam.
• Humor kering dan mengejek (Sarkatis).
• Kurang berorientasi pada tujuan.
• Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri.
• Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat.
• Tidak senang didesak-desak.
• Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

Setiap orang bisa saja memiliki 4 kepribadian sekaligus, namun pasti akan ada 1 kepribadian yang lebih dominan di antara yang lain.

Kebebasan Berorganisasi

Kebebasan Berorganisasi


        Kebebasan berarti kemerdekaan untuk bertindak sesuai dengan kemauan hati. Namun, kebebasan kita hendaknya tak mengganggu kebebasan orang lain. Kita sebaiknya menggunakan kebebasan kita dengan rasa tanggung jawab. Menggunakan kebebasan secara bertanggung jawab merupakan perwujudan dari sikap menghormati kebebasan orang lain untuk melaksanakan hak dan kewajibannya.

      Salah satu contoh kebebasan kita adalah bebas memilih organisasi, baik yang ada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Kebebasan berorganisasi artinya hak asasi seseorang untuk memilih atau bergabung dengan suatu organisasi yang sesuai dengan hati nuraninya. Jadi tidak ada orang yang berhak melarang seseorang untuk berorganisasi.

      Di Indonesia, hak organisasi diatur oleh undang-undang. Hak berorganisasi secara tidak langsung tersirat dalam pancasila, sebagai sumber hukum Indonesia, dan tercantum dalam UUD 1945, terutama Pasal 28 E (Ayat 3). Dalam pasal tersebut dikatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat. Maksudnya adalah setiap warga Negara Indonesia memiliki hak untuk bebas memilih atau membentuk suatu organisasi atau kelompok yang sesuai dengan minat yang mereka miliki. Tidak ada satu pihak pun yang boleh memaksa atau melarang seseorang untuk bergabung dengan suatu organisasi. Tetapi, sekali lagi perlu diingat bahwa kebebasan ini tidak boleh mengganggu hak dan kebebasan orang lain.

     Meskipun setiap orang berhak untuk memilih menjadi anggota atau pengurus suatu organisasi, tetapi mesti memperhatikan beberapa hal berikut :
  • Mengetahui tujuan organisasi. Artinya organisasi yang akan dimasuki itu sesuai dengan kemauan dan dapat membantu perkembangan belajar atau tidak. Jangan sampai organisasi tersebut merugikan kita.
  • Mencari tahu kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh suatu organisasi. Artinya kegiatan-kegiatan tersebut membantu atau tidak dalam proses perkembangan diri.
  • Mencari tahu posisi apa yang cocok dalam organisasi yang akan dimasuki.
  • Melakukan tugas-tugas yang telah diberikan organisasi dengan penuh rasa tanggung jawab.


       
          Organisasi adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sekumpulan orang saja belum dapat disebut organisasi, untuk dapat disebut sebagai organisasi kumpulan orang tersebut harus memiliki tujuan. Suatu organisasi mempunyai tujuan yang sama, serta bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Banyak hal yang harus ada di dalam organisasi. Semua itu harus dipenuhi agar tujuan bisa tercapai. Unsur-unsur itu adalah sebagai berikut.

Anggota ( manusia )
        Anggota dalam organisasi adalah manusia. Organisasi merupakan alat atau wadah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan. Agar tujuan dari tugas yang diberikan oleh guru bisa berjalan dengan baik, maka dibuatlah organisasi kecil dalam lingkup kegiatan belajar. Selain contoh di atas, tentu kamu sudah bisa melihat berbagai macam organisasi yang sudah dibuat oleh kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Organisasi itu merupakan perkumpulan dari beberapa orang, yang di dalamnya ada pemimpin dan juga anggota.     

Tujuan
        Awal organisasi itu dibentuk karena ada tujuan yang hendak dicapai. Untuk itulah maka semua organisasi pasti mempunyai tujuan. Misalnya membuat organisasi kelompok belajar , tujuannya adalah agar belajar bisa lebih efektif dan hasilnya lebih baik. Kalau organisasi itu tidak memiliki tujuan, apa gunanya organisasi itu dibuat. Begitu pula dalam tujuan yang ada tentunya harus sama. Jika tujuannya berbeda, maka tidak perlu dibuat organisasi. Contoh sekelompok orang yang akan berangkat bekerja bukan merupakan organisasi, karena masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda.

Tugas
      Organisasi itu akan ada jika ada tugas yang dilakukan. Pada dasarnya dengan organisasi yang ada harapan pekerjaan itu bisa dikerjakan secara efektif. Pekerjaan itu bisa dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan. Seorang guru memberikan tugas kepada siswanya secara berkelompok, tentunya tugas ini tidak dikerjakan sendiri sendiri, tetapi harus dikerjakan secara berkelompok. Agar pekerjaannya itu bisa sesuai dengan harapan gurunya, maka dibentuklah organisasi dalam menyelesaikan tugas bersama.

Kerja Sama
      

        Sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama namun dikerjakan sendiri-sendiri belum dapat dikatakan sebagai organisasi. Untuk dapat dikatakan sebagai organisasi tujuan bersama harus dikerjakan bersama-sama. Artinya harus ada kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama tersebut harus melibatkan semua orang yang ada dalam kelompok tersebut. Semua orang dalam kelompok tersebut harus berkerja-sama, jika salah satu dari mereka tidak ikut organisasi akan macat.

Struktur
      

      Struktur artinya hubungan kerja antar bagian. Dalam organisasi, ada hubungan kerja antar bagian. Sebuah contoh ada organisasi sekolah, yang di dalamnya terdapat tugas yang jelas antar masing-masing bagian. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, ada bagian kebersihan, keamanan, keindahan, kekeluargaan, dan lain-lain. Semua menjalankan fungsinya masing-masing.

Tempat
        

      Setiap organisasi selalu memiliki tempat di mana organisasi itu dibuat. Mungkin saja tempat organisasi itu di dalam kelas. Sebagaimana contoh organisasi yang kecil dalam melaksanakan tugas dari guru. Ada organisasi yang berada di kantor-kantor, di pemerintahan, bahkan banyak pula organisasi yang tempatnya di masyarakat. Ada pula organisasi politik. Semua organisasi pasti mempunyai tempat.

Cara Berorganisasi Yang Baik

Cara Berorganisasi Yang Baik

• Kumpulkan beberapa orang yang mempunyai tujuan yang sama.
• Lakukan pertemuan untuk menentukan struktur organisasi.
• Buatlah pembagian tugas yang jelas untuk setiap anggota.
• Sesuaikan tugas dengan kemampuan yang dimiliki.
• Tumbuhkan rasa saling percaya antara anggota.
• Hindari perasaan merasa paling hebat di antara teman.
• Ciptakan keserasian dalam bekerja kepada setiap anggota.
• Lakukan kordinasi yang baik untuk mencapai tujuan bersama.
 

Mengenal Struktur Organisasi

Mengenal Struktur Organisasi

      Dalam struktur organisasi biasanya ada pembagian jabatan untuk masing-masing bagian. Jabatan dalam sebuah organisasi biasanya terdiri dari : Ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi. Berikut ini adalah tugas masing-masing jabatan dalam organisasi :

• Ketua, tugas seorang ketua adalah sebagai berikut : 
·      mengurus organisasi
·      bertanggung jawab akan keberlangsungan organisasi
·      memimpin setiap rapat
·      mengadakan hubungan dengan pihak luar
·      membuat rencana kerja

• Wakil ketua, tugas seorang wakil ketau adalah : 
·      membantu ketua dalam mengurus organisasi
·      menggantikan tugas ketua, jika ketua berhalangan

• Sekretaris 
·      membuat agenda kegiatan organisasi
·      membuat surat-surat yang diperlukan
·      membuat pengarsipan surat-surat
·      membantu ketua dalam membuat rencana kerja

• Bendahara
  •                 mengurus masalah keuangan organisasi
  •                  membuat laporan keuangan
  •                   membatu ketua dalam membuat rencana kerja

• Seksi-seksi, Seksi-seksi bidang dapat dibentuk sesuai kebutuhan,
·       sesuai kegiatan dan jenis organisasi itu sendiri. 
·       seksi keamanan, mengurus masalah keamanan;
·       seksi konsumsi, mengurus masalah konsumsi (hidangan);
·       seksi kebersihan, mengurusi masalah kebersihan;
·     seksi akomodasi, mengurusi segala hal yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan;
·        seksi dokumentasi, mengurusi dokumentasi kegiatan;
·        seksi dekorasi, mengurusi penataan tempat kegiatan;
·        seksi publikasi, mengurusi publikasi/penyebarluasan kegiatan;

      Dengan mengikuti sebuah organisasi, baik di sekolah maupun di masyarakat, kita akan dapat memeperoleh manfaat. Manfaat mengikuti organisasi adalah sebagai berikut :

·         Menambah wawasan dan pengalaman
·         Mengetahui dan mengembangkan bakat
·         Menambah teman
·         Belajar mengemukakan pendapat
·         Belajar menghormati orang lain
·         Belajar menghargai pendapat orang lain
·         Mudah bergaul
·         Melatih diri kemandirian
·         Melatih kedisiplinan
·         Membagi dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat
·         Menimbulkan kepercayaan diri dan tidak mudah mengeluh

Kedisiplinan, Pelangaran dan Batas - batas dalam Organisasi

Kedisiplinan, Pelanggaran dan Batas - batas dalam Organisasi


    Apa jadinya jika kedisiplinan dalam sebuah organisasi itu banyak dilanggar? Secara singkat kita bisa menjawab bahwa dalam organisasi tersebut nanti akan terjadi kesemerawutan di internal organisasi sendiri dan sudah bisa dipastikan bahwa kalangan eksternal organisasipun akan melihat organisasi tersebut tidak sehat. Dan akhirnya organisasi tersebut kurang disegani dan untuk mendapatkan relasi kerjasamapun nantinya akan terhambat dan munculah berbagai hambatan yang lainnya dalam organisasi tersebut.

       Sebelumnya kita harus ingat bahwa Organisasi merupakan wadah sebuah kelompok yang mempunyai anggota di mana mereka mempunyai tujuan yang sama dan mempunyai aturan-aturan yang musti harus dipatuhi oleh para anggotanya. Jadi bisa dikatakan bahwa nama baik sebuah organisasi itu tidak hanya bergantung dari satu orang yang tergabung dalam organisasi tersebut katakanlah seorang pemimpin organisasi tersebut misalnya. Namun semua anggota yang ada disana juga mempunyai andil dalam membangun organisasi tersebut.

      Kedisiplinan dalam organisasi akan terbangun bukan hanya membutuhkan satu orang anggota saja yang menjalankan aturan-aturan dalam organisasi. Akan tetapi memang untuk membangun kedisiplinan organisasi itu harus juga diawali dari masing-masing individu dari anggota yang tergabung dalam organisasi itu.

      Satu yang perlu diingat bahwa didunia ini tidak ada satu orangpun yang sempurna jadi wajar jika tiap orang itu mempunyai kesalahan yang bisa dikatakan melanggar kedisiplinan organisasi. Akan tetapi kewajaran kesalahan itu juga ada batasnya bukan menjadi kebiasaan masing-masing individu untuk terus-menerus melakukan kebiasaan buruknya yang nanti akan mengangcurkan organisasi tersebut. Nah untuk itu untuk membangun kedisiplinan organisasi itu mesti dimulai bersama-sama dari semua anggota organisasi tersebut tapi juga membutuhkan orang yang memanagement jalannya kedisiplinan organisasi.

    Disiplin berasal dari akar kata “discipline“ yang berarti belajar. Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membentuk seseorang melakukan sesuatu menjadi lebih baik. Dan disiplin sendiri merupakan suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara obyektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi.

    Untuk bisa menjalankan kedisiplinan dalam organisasi itu membutuhkan sanksi indisipliner. Sanksi indisipliner itu dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki perilaku pegawai atau anggota organisasi tersebut bukan dimaksudkan untuk menyakiti individu. Tindakan indisipliner hanya dilakukan pada pegawai yang tidak dapat mendisiplinkan diri, menentang/tidak dapat mematuhi peraturan/prosedur organisasi. Melemahnya disiplin kerja akan mempengaruhi moral pegawai maupun pelayanan secara langsung. Oleh karena itu tindakan koreksi dan pencegahan terhadap melemahnya peraturan harus segera di atasi oleh semua komponen yang terlibat dalam organisasi.
 

Sunday, January 28, 2018

Prinsip - prinsip Disiplin

Prinsip - prinsip Disiplin


Pemimpin Mempunyai Perilaku Positif
       
     Untuk dapat menjalankan disiplin yang baik dan benar, seorang pemimpin harus dapat menjadi role model/panutan bagi bawahannya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus dapat mempertahankan perilaku yang positif sesuai dengan harapan staf.

Penelitian Yang Cermat
      Dampak dari tindakan indisipliner cukup serius, pimpinan harus memahami akibatnya. Data dikumpulkan secara faktual, dapatkan informasi dari staf yang lain, tanyakan secara pribadi rangkaian pelanggaran yang telah dilakukan, analisa, dan bila perlu minta pendapat dari pimpinan lainnya. 

Kesegeraan Tindakan
        Pimpinan harus peka terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan sesegera mungkin dan harus di atasi dengan cara yang bijaksana. Karena, bila dibiarkan menjadi kronis, pelaksanaan disiplin yang akan ditegakkan dapat dianggap lemah, tidak jelas, dan akan mempengaruhi hubungan kerja dalam organisasi tersebut.

Lindungi Kerahasiaan (Privacy)
          Tindakan indisipliner akan mempengaruhi ego staf, oleh karena itu akan lebih baik apabila permasalahan didiskusikan secara pribadi, pada ruangan tersendiri dengan suasana yang santai dan tenang. Kerahasiaan harus tetap dijaga karena mungkin dapat mempengaruhi masa depannya.

Fokus Pada Masalah
            Pimpinan harus dapat melakukan penekanan pada kesalahan yang dilakukan bawahan dan bukan pada pribadinya, kemukakan bahwa kesalahan yang dilakukan tidak dapat dibenarkan.

Peraturan Dijalankan Secara Konsisten
         Peraturan dijalankan secara konsisten, tanpa pilih kasih. Setiap pegawai yang bersalah harus dibina sehingga mereka tidak merasa dihukum dan dapat menerima sanksi yang dilakukan secara wajar.

Fleksibel
        Tindakan disipliner ditetapkan apabila seluruh informasi tentang pegawai telah dianalisa dan dipertimbangkan. Hal yang menjadi pertimbangan antara lain adalah tingkat kesalahannya, prestasi pekerjaan yang lalu, tingkat kemampuannya dan pengaruhnya terhadap organisasi.

Mengandung Nasihat
        Jelaskan secara bijaksana bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak dapat diterima. File pegawai yang berisi catatan khusus dapat digunakan sebagai acuan, sehingga mereka dapat memahami kesalahannya.

Tindakan Konstruktif
       Pimpinan harus yakin bahwa bawahan telah memahami perilakunya bertentangan dengan tujuan organisasi dan jelaskan kembali pentingnya peraturan untuk staf maupun organisasi. Upayakan agar staf dapat mengubah perilakunya sehingga tindakan indisipliner tidak terulang lagi.

Follow Up (Evaluasi)
            Pimpinan harus secara cermat mengawasi dan menetapkan apakah perilaku bawahan sudah berubah. Apabila perilaku bawahan tidak berubah, pimpinan harus melihat kembali penyebabnya dan mengevaluasi kembali batasan akhir tindakan indisipliner.

         Untuk membangun kedisiplinan organisasi sendiri ada beberapa tahapan yang harus dijalankan. Yang pertama melalui teguran lisan. Teguran ini dimaksudkan agar anggota organisasi tidak melakukan kesalahannya berulang kembali. yang kedua, adalah teguran dalam bentuk tertulis. Hal ini dilakukan jika peringatan pertama tidak diindahkan atau kesalahan pegawai atau anggota diulang kembali. Jika sudah dilakukan perinngatan kedua pegawai atau anggota organisasi tersebut masing mengulangi kesalahan yang sama maka tindakan ketiga atau yang terakhir harus dijalankan. Tindakan ketiga adalah skorsing terhadap orang tersebut. Skorsing sendiri diambil harus melalui rapat pimpinan organisasi tersebut bersama pengurusnya. Skorsing sendiri wujudnya bisa bermacam-macam berdasarkan tingkat kesalahan yang dibuat anggotanya. Bisa menggunakan metode mutasi, penurunan pangkat, pemotongan gaji maupun Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Batas - batas Organisasi

Batas - batas Organisasi

   Sederhananya, batas-batas organisasi adalah batas yang memisahkan organisasi dari lingkungannya. Tetapi walaupun relative mudah diidentifikasi, batas-batas itu menjadi semakin rumit dan sulit untuk di tunjukkan. Perhatikan kasus sederhana pedagang makanan lingkungan kecil yang mencakup wilayah pelanggan eceran, gudang penyimpanan, dan kantor manajer/pemilik. 

       Bagaimana pun juga, batas-batas toko bertepatan dengan struktur fisiknya : bila anda berjalan melalui pintu, anda melintasi batas masuk bisnis, dan ketika anda kembali ke trotoar, anda melintasi kembali ke lingkungan. 

Lingkungan Multi Bisnis

Lingkungan Multi Bisnis

       Walupun kita cenderung berbicara tentang “lingkungan eksternal” seolah-olah sebagai satu kesatuan, organisasi sesungguhnya bersifat multi-lingkungan, beberapa di antaranya relative umum. Kondisi ekonomi yang berlaku, misalnya, akan mempengaruhi kinerja hampir semua bisnis. Namun kondisi spesifik lain dapat pula berpengaruh. Pedagang grosir di lingkungan kita akan di pengaruhi tidak hanya oleh naiknya pengangguran, melainkan juga oleh kebijakan harga dan pemasaran pesaing terdekat.

      Dimensi dan unsur-unsur utama lingkungan eksternal yang mempengaruhi kebanyakan bisnis. Hal ini mencakup kondisi ekonomi, teknologi, pertimbangan politik-hukum, isu sosial, lingkungan global, isu etis dan tanggung jawab sosial, lingkungan bisnis itu sendiri, dan sejumlah tantangan dan peluang lain yang mengemuka.

Faktor – faktor yang mempengaruhi :

• Lingkungan ekonomi
• Lingkungan teknologi
• Lingkungan politik-hukum (pemerintahan)
• Lingkungan sosial kultur
• Lingkungan global
• Lingkungan bisnis
• Teknologi dan informasi

Dampak Perilaku Individu dalam Organisasi

Dampak Prilaku Individu dalam Organisasi

       Berbicara perilaku organisasi tentu kita berbicara dua hal yang berbeda namun dalam satu pemaknaan. Yakni prilaku dan organisasi. Dalam definisi, tentu kita perlu mengkaji satu per-satu, guna mendapatkan pemaknaan yang benar-benar relevan dengan konteks.

      Pertama, berbicara prilaku tentu dalam pandangan kita merupakan sebuah aktifitas pribadi yang sifatnya melekat. Atau bahkan sering kali mengakibatkan sebuah pelabelan baik buruknya seseorang. Kemudian yang kedua, yaitu organisasi sendiri dalam definisi selazimnya merupakan sekumpulan individu yang memiliki tujuan bersama dengan mengacu pada aturan yang ada.

    Sementara jika berbicara mengenai prilaku organisasi pada dasarnya merupakan sesuatu yang komplek. Namun, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin melesat. Hal tersebut kemudian dikembangkan menjadi suatu kajian yang harapannya dapat memberikan nilai lebih terhadap pelaku ataupun organisasi itu sendiri.

      Dalam tingkat Universitas misalnya, kajian mengenai prilaku organisasi terus mengalami perkembangan dan peminat yang meningkat. Hal ini juga tidak terlepas dari asa demokrasi itu sendiri, tentang kebebasan berserikat. Atas dasar hal tersebut kemudian muncul bagaimana idealnya sebuah organisasi/lembaga, mulai dari struktural hingga pada tahapan peneliti prilaku.

Prilaku individu

      
      Berbicara prilaku individu tentu kita akan mengoreksi personal atau pribadi seseorang. Jika dalam organisasi merupakan paduan dari personal-personal yang ada dalam suatu perkumpulan. Artinya, dalam hal ini kita akan mendapati berbagai macam karakter, pemikiran, hingga prilaku yang berbeda-beda.

Kaitan prilaku individu dengan prilaku organisasi
     
     Seperti yang dipaparkan di atas, bahwa organisasi merupakan perkumpulan suatu kelompok atau individu dengan tujuan bersama. Tentu sangat erat kaitannya, sebab individu-individu tersebut yang nantinya bakal ada dan berupaya dalam menggerakan suatu organisasi/lembaga.

Prilaku Organisasi
    
      Sementara prilaku organisasi itu sendiri merupakan suatu disiplin ilmu yang mengkaji tentang prilaku kelompok, organisasi, hingga pelaku organisasi. Baik itu dari segi positif maupun negatifnya.

        Artinya, secara sederhana prilaku organisasi juga merupakan sebuah citra yang dibangun oleh organisasi tersebut dalam menjalankan dan mentranformasikan visi misinya. Dan hal tersebut juga tidak bisa dipisahkan dari prilaku-prilaku individu yang ada dalam suatu organisasi/lembaga tersebut.

       Sebab dalam kacamata universal, prilaku organisasi selain dilihat dari budaya yang coba dibangun oleh organisasi tersebut juga dilihat dari prilaku-prilaku individu di dalamnya. Maka, jangan heran ketika ada suatu organisasi/lembaga yang memiliki budaya bagus dalam mewujudkan visi misinya, namun secara prilaku personal/individu di dalamnya tidak mencerminkan hal itu, tentu citra organisasi tersebut sebagai organisasi yang memiliki budaya baik dalam mewujudkan visi misinya akan hilang.

       Karena itu, sebenarnya Prilaku Organisasi dan Prilaku individu merupakan sebuah satu kesatuan yang sejatinya saling mendukung serta menguatkan dalam mewujudkan visi misi organisasi/lembaga. Atau bisa dikatakan keduanya memiliki hubungan berdampak, baik prilaku individu yang berdampak pada prilaku organisasi maupun sebaliknya.

35 Nama Provinsi dan Ibukota di Indonesia

35 Nama Provinsi dan Ibukota di Indonesia A. Pulau Sumatra 1. Nanggroe Aceh Darussalam / NAD (Daerah Istimewa) Ibu Kota Banda Aceh 2...